Catatan
Reportase :
Dari MassMin 2000 – Brisbane, Australia (5)
Brisbane, 02/11/00, 07:00 AM (4:00 WIB)
Sebelum memasuki ruang sidang kemarin, saya melihat
dari dua sesi yang akan berjalan paralel banyak topik-topik menarik berada di
kelompok sesi caving methods. Penilaian ini memang subyektif, karena
kebetulan pekerjaan saya banyak berkaitan dengan metode penambangan ini. Karena
itu saya memutuskan dari pada mesti berpindah-pindah ruangan, lebih baik
mengikuti kelompok ini saja terus sampai selesai sorenya.
Makalah pertama tentang tambang tembaga Palabora di
Afrika Selatan, disambung dengan tambang intan Premier juga di Afrika Selatan.
Lalu tentang tambang tembaga El Teniente di Chili dan tambang tembaga DOZ (Deep
Ore Zone) PT Freeport Indonsia di Papua. Saya tertarik mengikuti pembahasan ini
karena selain membahas tentang metode caving juga karena akan membahas
beberapa kajian khusus tentang desain, permasalahan yang dihadapi,
pemikiran-pemikiran baru serta visi ke depan dari perencanaan tambangnya.
Banyak hal positif yang saya peroleh dari paparan
mereka, terutama yang berkaitan dengan bagaimana melakukan operasi tambang
bawah tanah secara effektif dan effisien. Istilah effektif dan effisien memang
berkesan umum dan kabur kalau tidak disertai dengan contoh kasus dan
pencapaiannya. Tentu tidak cukup waktu untuk mengungkapkan semuanya di catatan
ini. Tetapi kira-kira, sepintas saya dapat menggambarkan istilah itu mengacu
kepada operasi tambang yang tidak boros uang, tidak boros tenaga kerja, aman,
memberi hasil produksi tinggi, memberi nilai tambah bagi ketrampilan dan
keahlian karyawannya, dsb.
Sesi berikutnya diisi dengan paparan upaya perbaikan
rancangan tambang, pendekatan dan pengembangan baru dari metode caving yang
ada yang diterapkan antara lain di tambang nikel Trojan di Zimbabwe, tambang
nikel Perseverance di Australi dan tambang bijih besi Kiruna di Swedia dan
tambang bijih molibdenum Henderson di USA, tambang tembaga dan emas
Northparkes di Australia dan tambang tembaga Kennecott di USA. Selain itu juga
disajikan beberapa hasil studi tentang kestabilan batuan, aliran bijih dengan
gravitasi, dan draw control.
Belajar dari keberhasilan perusahaan-perusahaan
tambang itu, terkadang terlintas keinginan (lebih tepat saya katakan impian)
untuk sekali waktu berkunjung ke sana guna melihat dan belajar langsung
bagaimana mereka menerapkannya di lapangan.
***
Saat istirahat makan siang ada kejadian yang membuat
surprise. Tiba-tiba ada seseorang yang memanggil nama saya, ternyata dia
adalah mantan General Manager saya sewaktu saya bekerja di tambang emas bawah
tanah PT Lusang Mining di Bengkulu. Namanya Donald Hunter, waktu itu biasa
disapa dengan Pak Don. Sejak Pak Don yang asal Afrika Selatan ini meninggalkan
Bengkulu sekitar tahun 1992, saya tidak tahu lagi kemana beliau bekerja.
Rupanya setelah keliling-keliling ke Australia, Suriname dan Chili, akhirnya
kini mendarat di kota Brisbane.
Benar kata sementara orang : “dunia tambang itu
sempit”. Kemanapun perginya, selalu saja ada kesempatan untuk ketemu. Ya
melalui ajang seminar, konferensi, pertemuan atau kunjungan-kunjungan tambang.
Seperti halnya dengan rekan-rekan yang bekerja sebagai inspektur tambang di
Direktorat Jendral Pertambangan Umum. Sekalipun kita berpindah-pindah tempat
kerja, ya di sana pula ketemu lagi dan ketemu lagi.
***
Hingga hari ketiga kemarin, nampaknya memang banyak
topik-topik menarik yang dibahas. Buktinya, saya benar-benar dapat mengikuti
dan menikmati konferensi ini dengan tanpa mengantuk. Biasanya kalau sehabis
makan siang adalah saat-saat “kritis” untuk mempertahankan mata tetap membuka,
apalagi saya baru melakukan perjalanan jauh sekitar 20 jam yang membuat siklus
hidup berubah.
Saat-saat kritis ini biasanya sering saya alami
setiap kali mengikuti acara seminar, konferensi, kursus atau sejenisnya. Dulu
sewaktu kuliah kalau saya ikut Pertemuan Ilmiah Tahunan Geofisika atau
pertemuan sejenis itu, saat-saat “kritis” ini selalu saya atasi dengan mengajak
teman ngobrol di luar ruangan sambil merokok atau ngemil.
Semula saya ada niat untuk sore hari kemarin mau meninggalkan arena konferensi dan jalan-jalan di Brisbane. Tapi kemudian berubah pikiran, karena merasa sayang untuk meninggalkan beberapa topik menarik lainnya yang dipresentasikan siang hingga sore harinya. Terpaksa keinginan untuk mencuri waktu buat jalan-jalan sore saya batalkan.
Malam harinya saya bersama rekan-rekan yang datang
dari Tembagapura dijamu oleh seorang kolega makan malam di sebuah restoran seafood
di Brisbane. Wah, cocok sekali. Hingga keenakan dan ngantuk. Kali ini
benar-benar terus tidur, dan tidak mencoba-coba menghidupkan laptop.
***
Hari keempat ini akan dilanjutkan dengan acara workshop
dengan pokok bahasan tentang metode penambangan caving. Karena forumnya workshop,
tentu akan lebih banyak kesempatan untuk berdiskusi dibandingkan forum
konferensi sejak hari pertama hingga ketiga yang kesempatan diskusinya sangat
terbatas. Kelihatannya akan ada diskusi menarik kalau melihat topik-topik
kertas kerja yang akan dipresentasikan. Mudah-mudahan saya masih dapat melewati
saat-saat “kritis” di hari keempat atau hari terakhir konferensi ini.-
Yusuf Iskandar
[Sebelumnya][Kembali][Berikutnya]